Saturday, April 30, 2011

I'm, My self

Belajar dari pengalaman pribadi dan cerita dari teman-teman membuatku menjadi orang yang lebih kuat.

Aku berani memilih untuk masuk sekolah favorit, berani untuk memilih masuk ke Universitas ternama di Jakarta. dan aku berani untuk memutuskan bekerja ditempatku saat ini, juga berani untuk menikah dengan suamiku.

Dalam tulisan ini aku akan berbagi tentang pentingnya menjadi diri sendiri.

  • First One.
Pernah suatu ketika aku memiliki teman yang sangat ingin aku berubah untuknya.
Dari seorang wanita yang senang berkumpul dengan teman-teman, aku berubah menjadi wanita rumahan, ups! bukan wanita rumahan yang akhirnya tercapai, tapi wanita yang selalu berdua dengan kekasihnya kapanpun dan dimanapun. Awalnya aku senang, karena hobyku bermain bilyard tersalurkan bersamanya. Tapi suatu hari, ketika dia memutuskan untuk aku tidak lagi berorganisasi di lingkungan kampusku, rasanya aku mulai geram, terusik dan tidak nyaman.

Nomor teleponku diganti, Buku teleponku dicorat-coret dengan tinta hitam sehingga aku harus memberinya tipe-x agar sedikit tidak terlihat jorok.
Pagi diantar ke kampus dan pulangpun bersamanya.
Pulang dari kampus kita selalu pergi ke suatu tempat untuk makan malam, BOROS!!

Fact: He loved me…but only IF [ ......................... ].
Translation: He didn’t love me. He loved who he wanted me to be.

Tiada hari tanpa ketemu, tiada detik tanpa bersamanya.
Aku merasa terusik, dan mulai bertanya how do i practise being myself.
Aku harus mulai bisa membantah. Belajar kuat dan belajar mengutarakan pendapat.

  • Second one
Ketika aku hampir saja dilecehkan oleh rekan kerja. Awalnya hanya sebuah guyonan. Tertawa karena kita sedang membicarakan hal yang lucu. Dan ketika itu pula ada teman laki-laki yang secara sengaja mengarahkan lengannya ke dadaku (red. payudara). Akupun sontak kaget, dan ketika itu pula otakku merespon dengan cepat dan memberikan enery yang kuat untukku memarahinya. Ya!! Aku harus kuat dan berani.

  • Third one
Saat aku berjalan disebuah lorong tempatku bekerja, kudapati 2 orang laki-laki yang tertawa seolah-olah melecehkan aku yang sedang berjalan. Dan ketika itu pula aku memberinya peringatan.

After months and months of a deep depression, I finally went back to basics.
Dari pengalamanku yang lumayan banyak, aku belajar untuk menjadi pribadi yang kuat. Menjadi diri sendiri dan siap untuk melakukan segala hal sendiri sendiri.

I'm who I'm. Jadi bilamana ada seseorang, baik teman ataupun yang baru kenal, aku tidak akan berubah untuknya. Tapi mereka yang harus belajar mengenai aku.

Kalo kamu menyukainya, itu bagus! Tapi jika kamu tidak menyukainya, itu masalahmu!

How do you learn it? Find out who you are, and be who you are, no matter what.
Don’t be ashamed of your beliefs, preferences, or views. They are yours, YOU are yours.

I'm, My self
Dwinalduck

Ketika Hidup Temanku Mulai tidak Nyaman

Tepatnya satu bulan yang lalu, ketika seorang teman telah melakukan hal yang salah, kehidupannya mulai tidak nyaman. Hampir setiap hari dia menerima telepon dari seorang wanita yang merasa terusik dengan kehadirannya didunia ini.

Ingin rasanya menyudahi semua ini, tapi nyatanya sulit karena "kapal sang waktu" belum mau berlabuh di dekatnya.

Aku yakin!!
Dia tidak akan mengambil laki-lakimu.
Dia tidak akan membuat laki-lakimu lari darimu.
Dia tidak akan membuat laki-lakimu mendekat untuk memilikinya.

Mereka hanya berteman. Bersahabat.

Dia hanya mencoba menjadi teman sejatinya yang selalu ada dikala dirinya membutuhkan itu.
Dia selalu berusaha membantu hubungan kalian agar lebih baik dan semakin harmonis.

Aku, sebagai temannya.. Memohon maaf apabila temanku telah membuatmu merasa tidak nyaman. Tapi perlu kamu ketahui bahwa temanku pun tidak nyaman dengan perlakuanmu yang sering telepon baik siang ataupun malam hari.

Jangan takut untuk kehilangan seseorang. Karena semakin kamu takut kehilangan seseorang, itu berarti kamu belum siap untuk memilikinya.

Lepaskan dia, maka kamu tidak akan pernah takut untuk kehilangannya.
Kuatkan kakimu untuk kamu berdiri dengan rassa percaya diri yang kuat.

Berfikirlah beberapa kedepan, agar pola fikirmu tidak terlalu sempit.
Berpenampilanlah seperti bosmu, agar kamu bisa merasakan menjadi bos.
Bertemanlah dengan orang-orang yang di atas levelmu (segi ekonomi) agar kamu tau bagaimana sikap dan perilaku mereka.

Selalu berfikir & bertindak selangkah lebih maju akan membuat kamu percaya diri ketika dihadapkan suatu masalah.


Pesan dari temanku tersayang,
"Semoga aku bisa menyudahi ini semua. Dan semoga laki-lakimu bisa menerima alasanku"

BR,
Girlpower

Monday, April 25, 2011

Kawan, Maaf telah melupakanmu sejenak..

Dear Blog,

You are my friend, the best friend i ever had.
Karena cuma kamu yang mau mendengarkan semua curahan hatiku tanpa ada penolakan.

Maaf karena telah melupakanmu sejenak, it's been a long time since i have posted. And now, i'm back to the blog today.

Kemarin aku telah menulis tentang Rahasia perempuan di http://girlpower-thesecret.blogspot.com/, yang semoga saja dapat menginsirasikan para wanita Indonesia. Agar supaya bisa lebih tegar dalam menjalani kehidupan ini.

Dan selanjutnya, aku akan menulis dan menulis lagi tentang kekuatan seorang wanita yang harus digali untuk menuju kekuatan yang sempurna dan seimbang.

i'd love to write
;)

Sunday, April 24, 2011

Stay Sharp!

Nice Story from Muslim Communities..
May Allah SWT bless all of you, always.


Once upon a time a very strong woodcutter asked for a job in a timber merchant, and he got it. The pay was really good and so were the work conditions. For that reason, the woodcutter was determined to do his best.

His boss gave him an axe and showed him the area where he was supposed to work. The first day, the woodcutter brought 18 trees.

"Congratulations," the boss said. "Go on that way!" Very motivated for the boss' words, the woodcutter try harder the next day,but he only could bring 15 trees. The third day he try even harder, but he only could bring 10 trees. Day after day he was bringing less and less trees.

"I must be losing my strength", the woodcutter thought. He went to the boss and apologized, saying that he could not understand what was going on.

"When was the last time you sharpened your axe?" the boss asked. "Sharpen? I had no time to sharpen my axe. I have been very busy trying to cut trees."

Our lives are like that. We sometimes get so busy that we don't take time to sharpen the axe." In today's world, it seems that everyone is busier than ever, but less happy than ever. Why is that? Could it be that we have forgotten how to stay sharp?

There's nothing wrong with activity and hard work. But God doesn't want us to get so busy that we neglect the truly important things in life, like taking time to pray, to read. We all need time to relax, to think and meditate, to learn and grow.

If we don't take time to sharpen the axe, we will become dull and lose our effectiveness. So start today. Think about the ways by which you could do your job more effectively and add a lot of value to it.

Powered by Telkomsel BlackBerry®