Monday, December 6, 2010

Pertama di Persit

Saya akan menceritakan pengalaman pertama kali saya menjabat sebagai Istri seorang prajurit.

Tepatnya , akhir bulan Januari saya menikah dengan seorang prajurit TNIAD.
Sejak itulah saya menjabat sebagai seorang istri prajurit yang berarti menjabat pula sebagai anggota Persit Kartika Chandra Kirana.

Pengalaman pertama saya berkecimpung di dunia militer, karena basicly keluarga saya berasal dari sipil.

Awalnya dag dig dug deg dog --> kebanyakan yah.. :D maksudnya deg deg-an ketika pertama kali saya diminta hadir dalam pertemuan rapat pengurus dan arisan anggota. Saya berusaha memenuhi peraturan yang Ada,Dari mulai cara berpakaian sampai cara berbicara dengan Ibu Komandan dan Mba-mba yang lebih senior. Yaaa, walaupun tidak terlalu asing bagi saya untuk menjaga tata cara berbicara dengan senior, karena saya pernah mengikuti pendidikan PASKIBRA dan menjadi anggota PPI (Purna Paskibraka Indomesia).

Saya mengenakan PSK, yang notabene sama dengan anggota lain.
Dalam acara arisan itu, saya diminta untuk memperkenalkan diri.
Dan yang harus diperhatikan adalah kita harus hafal Nomor induk pokok suami kita, tapi saya juga kurang tau apakah itu memang keharusan atau tidak. Mungkin lama-lama akan hafal, tetapi untuk yang baru-baru menghafal agak "njelimet" juga sih...

Perkenalan biasa, nyanyi... tanya jawab kenapa bisa menikah dengan "dia", kenapa mau menikah dengan tentara, dan lain lain deeeh.

Setelah acara perkenalan itu selesai, sedikit saya dibisikin oleh Ibu Wadan. dan beliau mengorek-si apa yang saya kenakan, ini dia urutannya dari atas kepala sampai ujung kaki:

1. Karena saya mengenakan jilbab, jadi warna jilbab harus senada dengan PSk.
2. Jilbab dimasukkan ke dalam baju.
3. Dalaman atau ciput jilbab harus berwarna hitam (saat itu warna ciput saya putih--> kena deh)
4. Lencana Persit KCK disematkan di kerah baju bagian bawah sebelah kiri.
5. Seragam PSK harus berkancing 4 (kancing bulat) dengan lubang kancing melintang vertikal. (dan saya, kancing bajunya 5.. hehe)
6. Boleh mengenakan jam tangan, tetapi harus bertali kulit warna hitam, tidak boleh yang gemerlap, apalagi ada berlian di lingkaran nya) --> oke laaah, jam tangan hitam saya punya =)
7. Rok atau bawahan dibentuk seperti seragam SMU pada umumnya, ber ploi satu di tengah, dan harus dibawah lutut. Karena saya berjilbab, ya sampai mata kaki doong.
8. Tas harus berwarna hitam polos, tapi kalo mau ada juga di jual di koperasi Tas untuk seragam PSK yang sudah ada logo KCK-nya.
9. Sepatu, juga harus berwarna hitam polos. Nah ini dia.. saya agak sulit mencari sepatu warna hitam polos yang pas dengan ukuran kaki saya..
10. Oiya, ketinggalan.. Boleh menggunakan cincin. Hanya saja 1 cincin di satu lengan. Artinya hanya boleh menggunakan 2 cincin. 1 cincin kawin, satu lagi boleh cincin mutiara yang biasanya senada dengan giwangnya.

ya, begitulah pengalaman saya sebagai newbie di dunia Persit.
Buat teman-teman yang punya cerita seputar Persit, ditunggu ceritanya yaa. Dan buat mba-mba senior, mohon petunjuk... =)

Thursday, September 30, 2010

God, Is it fair?

Dalam article kali ini saya masih mengupas tentang hal-hal yang kurang adil yang sering terjadi dalam keluarga. Ketika suatu hal adalah 'adil' menurut seseorang, tp belum tentu 'adil' menurut orang lain.

Cerita yang akan saya tuangkan ini lagi-lagi dari rekan kerja saya.

Seorang wanita muda (kira2 19 tahun) yang sudah harus dihadapkan dengan masalah keluarga yang cukup complicated.

Sebut saja "wati", ia memiliki kedua orang tua yang "lengkap" atau "lebih" malah..
Ayahnya bekerja di satu perusahaan dengannya. Kita semua tau kalo Ayahnya beristri dua, dan kita semua berfikir keluarganya pun sudah menerima keadaanya termasuk anak-anaknya.

Tapi ternyata, dibalik kepemimpinan ayahnya di tempat saya bekerja, tidak seberhasil di kehidupan rumah tangganya. dan alhasil, yang dirugikan adalah sang anak.

Yang saya tidak habis fikir, selama ini sang ayah selalu merasa adil, dengan membagi beberapa hari untuk tinggal bersama istri tua dan beberapa hari untuk tinggal bersama istri muda. Memberinya kebutuhan "uang", dan lain sebagainya.

Tapi nyatanya, istri tuanya belum bisa merasakan hati yang legowo atau ikhlas. dan anak-anaknya pun merasakan hal yang sama. Sedih rasanya setiap hari mendengar curahan hati sang anak "wati" ini.

Kenapa sih? Kenapa mereka para orang tua, tidak berfikir panjang untuk kesejahteraan keluarganya. Apa yang mereka cari, sementara anaknya sudah 5, dan sudah dewasa semuanya.

Buat para orang tua, jangan lupakan bahwa menikah adalah satu bentuk ibadah kita kepada Tuhan YME. dan hal-hal yang tidak boleh kalian lupakan juga adalah:

1. Jadilah pasangan sejati untuk pasangan hidup kalian.
2. Jadilah orang tua yang baik bagi anak-anak kalian
3. Bekerjalah atau berusaha untuk dapat menghidupi dan membahagiakan keluarga kalian
4. Hidup bermasyarakat dengan rukun untuk memperat tali silaturahmi antar sesama manusia.

Semoga dikemudian hari keadilan yang sesungguhnya akan kita peroleh.
Jangan pernah takut untuk setia dengan pasangan kita.

Thursday, August 19, 2010

the mixcent.flv

The Mixcent Band is a number one Band in PT Gajah Tunggal Tbk. Great song. Congratulation for all and enjoy this song for all member of Mixing Center.

Monday, August 16, 2010

Dirgahayu Indonesiaku

Hari ini, 65 tahun Indonesiaku.

Semoga Indonesia semakin maju dengan tetap memegang teguh Dasar negara Pancasila.
Banyak yang pesimis dengan negeri dan pejabat negeri ini.
Tetapi banyak pula yang tetap bersemangat dan tangguh dalam memelihara, dan membangun negeri ini. Jangan pernah menghentikan semangat mereka yang ingin memajukan negeri ini.
Mari kita dukung menuju Indonesia bersatu, maju dan bersinar di mata dunia.

Dirgahayu Indonesiaku.
Jayalah terus Indonesiaku.

Friday, April 23, 2010

Mar.. Kamu bisa!!

Masalah yang sedang dihadapi teman kerja saya membuat saya ingin menuliskannya dalam blog ini.

Berawal dari kedekatan antara saya dan teman saya (sebut saja "Mar") karena ditempat saya bekerja hanya ada 4 orang perempuan. Suatu hari.. satu bulan setelah Mar bekerja di tempat yang sama dengan saya (hanya berbeda Departemen) dia terlihat murung dan sedih. Matanya yang sembab terlihat jelas dia habis menangis.

Dengan maksud meringankan bebannya, saya pun bertanya apa yang membuat dia menangis. Dan Mar-pun menceritakan masalahnya. Yaitu kekerasan dalam rumah tangga.

Oke, saya akan menceritakan sedikit profil seorang Mar.

Mar adalah seorang wanita lajang berumur 21thn, berparas cantik namun berperawakan kurus.
Mar adalah seorang perantau yang datang dari Ngawi - Jatim untuk merubah nasib hidupnya. Di Jakarta, Mar pun tinggal bersama sang Ayah yang sudah lama hidup sendiri di Jakarta - Bukan karena bercerai dengan sang Ibu. Pekerjaan Ayahnya hanyalah seorang tukang bangunan yang terkadang "Narik" ojeg.

Kekerasan rumah tangga yang Mar alami yaitu datang dari sang Ayah.
Entah mengapa di jaman sekarang ini masih ada kekerasan yg dilakukan sang ayah terhadap anaknya. Padahal sudah jelas di dalam undang-undang kekerasan rumah tangga, larangan untuk menyakiti sang anak (secara fisik). Mungkin sebelum ada undang-undang ini mendidik anak dengan kekerasan boleh-boleh saja. Walaupun kedengaran-nya sangat tidak manusiawi.


Yang saya tidak habis fikir yaitu, ketika mereka berselisih pendapat selalu saja sang ayah bermain kasar terhadap Mar. Bisa sampai digampar, lempar segala perabotan, disiram air panas, ataupun sundutan rokok.
Hal ini terjadi hampir satu bulan sekali..

Suatu hari, kejadian yg amat parah pun terjadi.
Mar pun datang ke rumah saya dengan membawa ijazahnya dan beberapa pakaian kerja untuk dititipkan di rumah saya.
Akhirnya saya pun menyarankan untuk Kost sendiri di dekat kantor.

Alhasil, bukannya terbebas dari sang ayah malah Mar mendapat malu dari teman sekitar kost-an nya. Ayahnya datang dengan memaki2 Mar. "Anak ini kabur dari rumah" "Anak ini anak yg nakal" dan lain sebagainya. Mar pun akhirnya kembali tinggal bersama sang ayah, setelah dipermalukan di depan umum. Tetapi sang ayah sudah meminta maaf dengannya.

Maaf yang keluar dari mulut sang ayah, hanyalah omong kosong.
Satu bulan kemudian hal ini pun terjadi lagi, namun tidak separah saat itu. Saya mulai geram dengan perilaku ayahnya. Karena ayahnya di depan saya sangat bermuka manis dan ramah. "MUNAFIK" -- kata yg tepat untuk ayahnya Mar.

Minggu kemarin (17/4), Mar mendapat perlakuan kasar dari ayahnya lagi. Seperti bisa.. No reason kenapa ayahnya harus marah. Ayahnya tega menjedotkan kepala Mar ke tembok kontrakannya. Ini sudah kelewat batas.. Ya!! sangat keterlaluan.

Senin (19/4) Mar pergi kerja dengan dijemput oleh Tika (teman kantor saya juga) - biasanya selalu diantar ayahnya (PP).
Akhirnya, saya pun memutuskan untuk memintabantuan pimpinan di tempat kita bekerja. Minta tolong untuk menasehati ayahnya Mar, dan mengijinkan Mar untuk Kost di luar - terpisah dengan ayahnya.
Selama 3 hari setelah kejadian itu, Mar pun terus bertengkar dengan ayahnya. Tetangga kontrakannya tidak ada yg berani membela.. Mereka takut dengan ayahnya Mar (Subhanallah..) Harusnya sebagai tetangga mereka menolong saudaranya yang sedang dalam masalah.

Hari Kamis (22/4) Mar tidak berani pulang ke kontrakannya, dan diapun menginap di rumah Tika.

Dan hari ini (23/4) Saya meminta ayahnya Mar untuk datang ke kantor menemui pimpinan saya.
Alhamdulillah, Ayahnya mau berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, Krn jika Mar suatu hari melapor lagi, ayahnya akan dilaporkan ke Kantor Polisi. Hari ini Mar kembali ke rumahnya.. Dan saya sudah memastikan kalo hari ini Mar tidak kena pukulan dari sang Ayah.

Semoga saja hal ini tidak terulang kembali.. Agar Mar bisa hidup bahagia tanpa ada rasa takut dan beban.

Ya..
Mar harus kuat.
Mar harus membuktikan bahwa dia bisa merubah nasibnya dan keluarganya.

Dan yang bisa saya lakukan yaitu tetap mensupport Mar untuk bisa survive dalam menghadapi masalahnya.

Mar.. Kamu bisa!!

Saturday, April 17, 2010

:-)

Jangan menilai orang dari penampilannya saja, itu bisa menipu.
Bicara dan kenalilah orang tersebut lebih mendalam.
Setiap orang memiliki kelebihan dan kebaikannya masing-masing,
meskipun tidak ada orang yang sempurna di dunia.

Dua manusia dapat melihat sebuah benda yang sama, tapi
kadang dari sudut pandang yang berbeda....

Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan
hanya beberapa saat saja untuk menghancurkannya ...

Persahabatan sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan
oleh jarak yang jauh. Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati...

Saya tidak dapat memaksa orang lain menyayangi saya.
Saya hanya dapat menunjukkan & melakukan sesuatu untuk orang
yang saya sayangi...
Tahap-tahap hubungan sosial manusia

Hubungan antar manusia (pertemanan, persaudaraan, pacaran, perkawinan) adalah sesuatu yang unik. Ada 3 tahapan yang mungkin terdapat di setiap hubungan, masa-masa mesra, masa konflik dan masa penarikan diri.

Hubungan yang normal hanya bergerak di antara masa-masa mesra dan masa konflik. Akan tetapi, jika kedua belah pihak mengalami masa konflik yang berkepanjangan, ada kemungkinan hubungan itu akan masuk ke masa penarikan diri. Terkadang, peristiwa yang luar biasa dan menyakitkan juga dapat membawa hubungan dari masa mesra ke masa penarikan diri.

Masa Mesra adalah masa dimana segalanya harmonis dan semua pihak puas akan dirinya dan pihak lainnya tanpa adanya tuntutan yang berlebihan.

Masa Konflik adalah masa dimana mulai ada perbedaan cara pikir, perbedaan prinsip atau salah satu pihak merasa diperlakukan tidak adil yang akhirnya akan mengakibatkan: kemarahan, saling menyalahkan, ngambek, ketidakpuasan, dsb.

Dan yang terakhir ..

Masa Penarikan Diri adalah masa dimana salah satu pihak mulai merasa lelah untuk marah, tidak ingin lagi menyalahkan dan mulai berhenti berharap pada hubungan itu. Disinilah tahap dimana hubungan itu mulai kritis, ikatan yang menyatukan pihak-pihak itu mulai kendur dan hubungan mulai di ambang kehancuran.



Penyebab Kegagalan Berhubungan

Ada beberapa penyebab kegagalan hubungan:

- Ke'egoisan
Sebuah hubungan yang sehat memerlukan keseimbangan antara memberi dan menerima. Ketimpangan yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakbahagiaan.

- Ketidaksetaraan
Jika salah satu pihak merendahkan atau terlalu meninggikan pihak yang lain, maka akan menimbulkan perasaan ketidakadilan

- Kurang'nya Toleransi
Setiap manusia memiliki kekurangan. Jika kita terlalu fokus pada kekurangan itu, kita akan mudah merasa kesal dan terganggu.

- Kurang'nya Komunikasi
Awal dari hubungan yang baik adalah komunikasi yang baik pula. Dan komunikasi yang buruk dapat mengakhiri suatu hubungan.

- Ketidakcocokan
Kecocokan prinsip, cara pandang, hobi, pengembangan rohani dan kepentingan dasar lainnya lah yang membuat suatu hubungan menyenangkan dan nyaman.

- Kejujuran
Hampir semua orang tidak suka dibohongi, begitu pula dalam menjaga suatu hubungan. Kehilangan kepercayaan dapat mengakibatkan insecurity.




"A failing love is like desperately hanging on to something precious; not wanting to give up, but your hands feel the pain. And, when you finally let go, you're free from any pain, but your hands are empty ..."

- Anonymous -


"Letting go of someone dear to you is hard, but holding on to someone who doesn't even feel the same is much harder. Giving up doesn't mean you are weak! It only means that you are strong enough to let go .. !!"

- Anonymous -



“ Jujur pada diri sendiri adalah jawaban yang terbaik apakah suatu hubungan dapat dilanjutkan atau tidak .. Tidak perlu menyalahkan orang lain, berkaca 'lah pada diri sendiri .. apakah sudah memberikan yang terbaik untuk suatu hubungan "

Friday, April 16, 2010

Buat para calon orangtua (dan yg sudah jadi orangtua)

Duhai Bunda, Kasihilah Anakmu
Oleh Hafizah Nur


Pagi itu cerah. Saya sedang menikmati dua jam perjalanan menuju Tokyo.
Di kala orang-orang bergegas berangkat ke kantor atau ke sekolah. Kereta
selalu penuh di saat itu. Tetapi berpergian ke tempat yang cukup jauh
dari tempat saya tinggal selalu membuat anak-anak ceria. Saya pun terbawa ke
alam keceriaan mereka.

Saya duduk di ujung gerbong, tempat untuk orang-orang khusus. Di setiap
kereta di Jepang, ada bangku khusus untuk orang tua, ibu hamil, orang
sakit atau yang cedera berat, dan ibu-ibu yang membawa anak kecil. Suatu
wujud kepedulian pemerintah Jepang terhadap warganya yang lemah. Inilah
tempat favorit saya yang senantiasa membawa dua balita kala berpergian.
Beberapa meter di sebelah kanan saya, duduk juga seorang ibu muda dengan
dua
anak balitanya. Usianya sama dengan usia anak-anak saya. Yang besar
sekitar tiga atau empat tahun, dan yang kecil sekitar satu tahun. Dua anak yang
lucu dan menggemaskan bagi yang melihatnya. Anak pertamanya duduk dengan
manis di samping sang ibu, sedang yang lebih kecil duduk dipangkuan ibunya.

Suasana tenang saat itu, sampai tiba-tiba, "Dame Yo!!"* Suara hardikan
terdengar dari bangku ibu tadi. Saya dan beberapa orang penumpang
menoleh kearahnya. Balita satu tahunnya sedang berusaha memainkan kalung
sang ibu. Mungkin ia bosan dengan perjalanan panjangnya. Anak itu diam
sebentar.

Beberapa saat kemudian kembali mengajak sang ibu bermain. "Dame!! Duduk
yang baik!!" Kali ini suara bentakan lebih keras terdengar.
Sang ibu terlihat lelah dan ingin memejamkan matanya, tetapi terganggu
dengan tingkah sang balita. Kali ini anak itu agak lama menghentikan aksinya. Tapi
kemudian ia kembali berusaha memainkan kalung ibunya. " Naoko chan*, jangan
mengganggu!! !" kali ini sang ibu benar-benar marah. Dengan kasar Ia
meletakkan balitanya di sampingnya, di dekat sang kakak. Anaknya
menangis keras, dan berusaha untuk kembali ke pangkuan ibunya.
Dengan kasar ditepisnya tangan anak itu. Ternyata sang kakak juga
berusaha membantu ibunya dengan menekan tubuh adiknya ke belakang. Tangis anak itu
semakin keras. Tapi sang ibu tetap tak mau mengangkatnya. Dan tak
mencoba menolongnya dari tekanan sang kakak. Lama anak itu menangis, sampai
akhirnya lelah dan tertidur.

Saya menahan nafas selama episode itu berlangsung. Ada rasa nyeri di
dada melihat seorang anak usia satu tahun yang bosan, dan ingin mengajak
main sang ibu, tetapi harus kecewa dengan kekasaran yang diterimanya.
Ah,
seringkali sang anak mendapat perlakuan kasar tersebut? Atau saat itu
adalah situasi khusus yang membuat sang ibu tidak ingin diganggu oleh
tingkah sang anak? Sebagai ibu dari dua anak, saya juga bisa memahami
keletihannya dalam menyiapkan perjalanan dan mengurus anak-anak.
Tetapi memperlakukan anak usia satu tahun dengan sangat kasar adalah satu hal yang tidak bisa saya terima.

Sering juga saya melihat hal-hal semacam itu. Tidak hanya di Jepang, di
Indonesia pun sering saya menyaksikan orang tua yang dengan tega
membentak, mencubit atau memukul anaknya yang masih kecil. Bahkan kadang
kala
hukuman itu tak sebanding dengan kesalahan yang diperbuat sang anak.
Meski pun sang anak sama sekali tidak tahu bahwa itu suatu kesalahan. Di benak
sang anak mungkin hanya ingin bermain atau bereksplorasi.
Sesuatu yang wajar di dunia anak-anak.

catatan:
Dame: jangan
chan: panggilan khas untuk anak-anak

Saya teringat kisah baginda Rasulullah. Ketika beliau sedang menimang
seorang bayi, lalu bayi itu buang air kecil di baju Rosulullah. Dengan
kasar sang ibu mengambil anak itu dari tangan Rosulullah. Ia marah
karena anaknya yang masih bayi mengotori baju Rosulullah dengan najisnya. Saat
itu Rosulullah berkata, "Wahai ibu, Najis anakmu ini mudah untuk
dibersihkan, tetapi kekeruhan jiwanya akibat kekasaranmu sulit untuk
dihilangkan" .

Teringat juga betapa Rasulullah sangat sabar terhadap kedua orang cucu
beliau, Hasan dan Husein. Ketika Rasulullah sholat, dengan sabar beliau
memperlama sujudnya, agar kedua cucunya bisa puas bermain di atas
punggung beliau.

Betapa lembutnya Rasulullah memperlakukan anak-anak. Dan betapa
perhatiannya Rasulullah akan perkembangan jiwa seorang anak. Baginda
Rasulullah tahu, kekasaran seorang ibu kepada anak akan merusak perkembangan
jiwanya.
Mencabut keceriaan anak akan membuat anak menjadi pribadi yang kasar dan berjiwa sempit.

Perkembangan psikologi saat ini juga membuktikan betapa pentingnya
bersikap lembut kepada anak-anak. Kemampuan orang tua dalam memahami
keinginan anak, mengerti emosi apa yang sedang dirasakan anak, dan berusaha
menyenangkan hati anak, berefek positif dalam memupuk kepribadian anak.
Menjadikan anak sebagai seorang yang percaya diri karena merasa diterima oleh lingkungannya.

Semoga banyak orang tua yang semakin menyadari hal ini, agar banyak
anak bisa berkembang sesuai dengan fitrahnya, ceria dan penuh percaya
diri. Menjadi pribadi yang sehat ketika dewasa nanti.

Become a Better Poeple

Imam Hassan Al-Banna of Egypt stated,

When the knowledge of Allah touches the heart of a human being, it would be transformed from one state to another. When the heart is transformed, the individual would be transformed. When the individual is transformed, the family would be transformed. When the family is transformed, the community would be transformed. Indeed, the community is just a collection of families and individuals.

If I really want to upgrade my life, I can work on the one thing over which I have control — myself. I can stop trying to shape up my husband and work on my own weaknesses. I can focus on being a great marriage partner, a source of unconditional love and support. The most positive way I can influence my situation is to work on myself, on my being

we have to become better people, and doing so requires us to change. Almighty Allah says,

"Verily, never will Allah change the condition of a people until they change it themselves (with their own souls)". (Ar-Ra`d 13: 11)

an amazing website


ASSALAM ALAIKUM WARAHMATULLAH WABARAKATUH

Below mentioned is an amazing website for the Holy Quran. Just put the mouse on any line and you will find the translation of that line or you can click the translation in the top of the page in the left corner for the entire Surah. In the left side for this website you can choose Surah (from all 114 Surah). Moreover you can choose any Aayah, can search by the page number and also you can select the Qari whose recitation you want to listen …


May ALLAH S.W.T. reward you as you circulate.

http://tanzil. info/
(PS: If you can't open the link, simply copy and paste onto the address bar)





Info from my Friend that we met in Saudi (2009). "KhadizahBello"

Monday, March 15, 2010

Sahabat baikku..

Ada seorang sahabat yang ingin menjalin hubungan percintaan "Pacaran" dengan seorang cowok yang berbeda segalanya --> Beda suku, beda keyakinan. Awal sebelum mereka menjalin hubungan, sempat mereka tanyakan ke saya untuk memberi masukan. Yang saat itu saya rasakan, adalah karena si sahabat sudah lama tidak pacaran, dan dia ingin berpacaran (kurang lebih 5 thn jomblo krn ditinggal kekasihnya meninggal), saya hanya menyarankan ikuti kata hatinya dan tentunya dengan melihat risiko yg akan dia hadapi di kemudian hari. Akhirnya mereka memutuskan untuk berpacaran. Hubungan pun berjalan baik dan sampai 2 tahun berjalan mereka malah saling melengkapi satu sama lain. Tanpa melihat adanya perbedaan diantara mereka, semua berjalan manis dan romantis. Sampai pada suatu hari, ketika sahabat saya mengajak si cowoknya untuk melanjutkan ke jenjang yg lebih jauh (Married, Red), hubungan mereka pun menjadi sedikit merenggang. Dan inilah awal dari kedilemaan mereka. Ya.. The counting down has just begun. Tidak semudah yang saya bayangkan, ternyata masalah mereka sangat complicated. Mereka sudah saling bicara dengan keluarga masing-masing, dan yang menjadi masalah yaitu kedua orang tua mereka tidak setuju. Mungkin masalah ini sudah biasa dan banyak kita temukan, tetapi ketika yang berhadapan langsung adalah kita atau sahabat kita, masalah ini menjadi tidak biasa. Mungkin kalo hanya bebeda keyakinan, bisa saja salah satu diantara mereka berpindah keyakinan, even though ortu mereka gk setuju. Tapi satu hal lagi yaitu berbeda suku dan kebiasaan juga menjadi hal yang sulit mereka pecahkan. Disatu sisi ayah dari si cowok punya sakit jantung yang bisa mengakibatkan stroke, dan beliaulah yang sangat menentang hubungan ini. Masalah buat mereka!! of course.. I love my best friend. I cannot do many things. Saya hanya berharap mereka bisa cepat menyelesaikan masalah mereka ini. Dengan melihat flash back kebelakang, awal mereka bisa memutuskan untuk saling berpacaran 2 tahun yang lalu. Saya yakin saat itu mereka sudah paham risiko yang akan mereka hadapi, Ya.. in this moment. Berpisah dengan hati yang ikhlas, karena masalah ini bukan berasal dari hati mereka, tetapi keadaan yang sulit untuk menyatukan mereka. Sahabatku,
Strike your Attitude.. Untuk menyelesaikan semuanya.
Dan sebagai wanita, kita harus kuat dan melihat jauh ke depan.
Kinds Regard,