Friday, April 23, 2010

Mar.. Kamu bisa!!

Masalah yang sedang dihadapi teman kerja saya membuat saya ingin menuliskannya dalam blog ini.

Berawal dari kedekatan antara saya dan teman saya (sebut saja "Mar") karena ditempat saya bekerja hanya ada 4 orang perempuan. Suatu hari.. satu bulan setelah Mar bekerja di tempat yang sama dengan saya (hanya berbeda Departemen) dia terlihat murung dan sedih. Matanya yang sembab terlihat jelas dia habis menangis.

Dengan maksud meringankan bebannya, saya pun bertanya apa yang membuat dia menangis. Dan Mar-pun menceritakan masalahnya. Yaitu kekerasan dalam rumah tangga.

Oke, saya akan menceritakan sedikit profil seorang Mar.

Mar adalah seorang wanita lajang berumur 21thn, berparas cantik namun berperawakan kurus.
Mar adalah seorang perantau yang datang dari Ngawi - Jatim untuk merubah nasib hidupnya. Di Jakarta, Mar pun tinggal bersama sang Ayah yang sudah lama hidup sendiri di Jakarta - Bukan karena bercerai dengan sang Ibu. Pekerjaan Ayahnya hanyalah seorang tukang bangunan yang terkadang "Narik" ojeg.

Kekerasan rumah tangga yang Mar alami yaitu datang dari sang Ayah.
Entah mengapa di jaman sekarang ini masih ada kekerasan yg dilakukan sang ayah terhadap anaknya. Padahal sudah jelas di dalam undang-undang kekerasan rumah tangga, larangan untuk menyakiti sang anak (secara fisik). Mungkin sebelum ada undang-undang ini mendidik anak dengan kekerasan boleh-boleh saja. Walaupun kedengaran-nya sangat tidak manusiawi.


Yang saya tidak habis fikir yaitu, ketika mereka berselisih pendapat selalu saja sang ayah bermain kasar terhadap Mar. Bisa sampai digampar, lempar segala perabotan, disiram air panas, ataupun sundutan rokok.
Hal ini terjadi hampir satu bulan sekali..

Suatu hari, kejadian yg amat parah pun terjadi.
Mar pun datang ke rumah saya dengan membawa ijazahnya dan beberapa pakaian kerja untuk dititipkan di rumah saya.
Akhirnya saya pun menyarankan untuk Kost sendiri di dekat kantor.

Alhasil, bukannya terbebas dari sang ayah malah Mar mendapat malu dari teman sekitar kost-an nya. Ayahnya datang dengan memaki2 Mar. "Anak ini kabur dari rumah" "Anak ini anak yg nakal" dan lain sebagainya. Mar pun akhirnya kembali tinggal bersama sang ayah, setelah dipermalukan di depan umum. Tetapi sang ayah sudah meminta maaf dengannya.

Maaf yang keluar dari mulut sang ayah, hanyalah omong kosong.
Satu bulan kemudian hal ini pun terjadi lagi, namun tidak separah saat itu. Saya mulai geram dengan perilaku ayahnya. Karena ayahnya di depan saya sangat bermuka manis dan ramah. "MUNAFIK" -- kata yg tepat untuk ayahnya Mar.

Minggu kemarin (17/4), Mar mendapat perlakuan kasar dari ayahnya lagi. Seperti bisa.. No reason kenapa ayahnya harus marah. Ayahnya tega menjedotkan kepala Mar ke tembok kontrakannya. Ini sudah kelewat batas.. Ya!! sangat keterlaluan.

Senin (19/4) Mar pergi kerja dengan dijemput oleh Tika (teman kantor saya juga) - biasanya selalu diantar ayahnya (PP).
Akhirnya, saya pun memutuskan untuk memintabantuan pimpinan di tempat kita bekerja. Minta tolong untuk menasehati ayahnya Mar, dan mengijinkan Mar untuk Kost di luar - terpisah dengan ayahnya.
Selama 3 hari setelah kejadian itu, Mar pun terus bertengkar dengan ayahnya. Tetangga kontrakannya tidak ada yg berani membela.. Mereka takut dengan ayahnya Mar (Subhanallah..) Harusnya sebagai tetangga mereka menolong saudaranya yang sedang dalam masalah.

Hari Kamis (22/4) Mar tidak berani pulang ke kontrakannya, dan diapun menginap di rumah Tika.

Dan hari ini (23/4) Saya meminta ayahnya Mar untuk datang ke kantor menemui pimpinan saya.
Alhamdulillah, Ayahnya mau berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, Krn jika Mar suatu hari melapor lagi, ayahnya akan dilaporkan ke Kantor Polisi. Hari ini Mar kembali ke rumahnya.. Dan saya sudah memastikan kalo hari ini Mar tidak kena pukulan dari sang Ayah.

Semoga saja hal ini tidak terulang kembali.. Agar Mar bisa hidup bahagia tanpa ada rasa takut dan beban.

Ya..
Mar harus kuat.
Mar harus membuktikan bahwa dia bisa merubah nasibnya dan keluarganya.

Dan yang bisa saya lakukan yaitu tetap mensupport Mar untuk bisa survive dalam menghadapi masalahnya.

Mar.. Kamu bisa!!

No comments:

Post a Comment